PRICELIST JANUARI 2012

Pricelist terbaru telah terbit, mulai berlaku bulan Januari 2012.


Silahkan kirimkan email anda ke juraganled@gmail.com disertai dengan judul PERMINTAAN PRICELIST.
Terdapat banyak tambahan produk baru, sambil jalan akan saya posting foto-foto untuk barang terbaru. 






Selamat Tahun Baru 2012!

LED T5 60 cm

LED seukuran lampu neon T5, dimensi 60 cm x 3 cm x 2 cm.
LED T5 warna White
LED T5 warna Warm White
Plafon rumah jaraknya 2,5 meter dari lampu LED T5
Plafon rumah yang terkena cahaya lampu LED T5 warna White  dari jarak 2,5 meter
Plafon rumah yang terkena cahaya lampu LED T5 warna Warm White  dari jarak 2,5 meter
Meja kerja, lampu LED T5 diletakkan pada jarak 1 meter (dalam kondisi mati)
Lampu LED T5 warna White menerangi meja kerja dari jarak 1 meter
Lampu LED T5 warna Warm White menerangi meja kerja dari jarak 1 meter
Lampu LED seukuran neon T5 tersedia dalam warna White dan Warm White. Membutuhkan listrik 220V AC ~ 10 Watt. Sangat cocok digunakan sebagai penerangan di meja kerja (direct lighting), ataupun digunakan sebagai aksentasi cahaya ruangan (indirect lighting).

Harga: Rp.200.000,- per pcs
Stok hanya sedikit tinggal 24 White dan 24 Warm White. Untuk pengambilan semua sisa stok, mendapatkan harga khusus Rp.180.000,- per pcs.

Pricelist baru bulan Maret 2011

Untuk mendapatkan informasi harga terbaru dari lampu LED silahkan kirimkan email anda ke juraganled (at) gmail (d0t) com atau SMS O8I259996II6 atau O8I832644I. Secepatnya akan saya kirimkan file PDF pricelist yang terbaru.

LED Strawhat Strip 6 cm

LED Strip 6 cm  (tampak atas)
LED Strip 6 cm (menyala)
LED Strip 6 cm (samping)
LED Strip kecil berisi 6 LED Strawhat putih dengan jarak antar LED 1 cm, sudah ada railing PVC. Panjang total sekitar 7.5 cm dengan kabel sepanjang 30 cm.
Membutuhkan tegangan 12 Volt DC dan mengkonsumsi arus listrik sekitar 37mA.
Sangat cocok untuk kebutuhan lighting di tempat-tempat yang kecil dan sempit.

Prinsip Scanning Display


Scanning display itu adalah metode penyalaan suatu LED Display dengan cara dinyalakan satu per satu untuk tiap waktu dalam tempo yang singkat sehingga seolah-olah terlihat menyala semua berbarengan. Ini memanfaatkan kelemahan respon mata manusia (mirip juga sama prinsip scanning pixel pada televisi).

Pada contoh gambar di atas, hanya satu display 7-Segment yang dinyalakan tiap sesi. Jadi misalnya ingin menampilkan angka 456, maka urutannya adalah, jalur COM1, COM2, COM3 diberi logic high, kemudian pola angka 4 diisikan ke PORTA, lalu COM1 diberi logic low (agar transistor Q1 menyala, beri sedikit delay (kurang lebih 1 ms) kemudian COM1 diberi logic high agar Q1 mati.
Lalu pola angka 5 diisikan ke PORTA, COM2 diberi logic low agar Q2 nyala, delay (1 ms), COM2 diberi logic high agar Q2 mati. 
Terakhir pola angka 6 diisikan ke PORTA, COM3 diberi logic low sehingga Q3 nyala, trus delay bentar, COM3 diberi logic high agar Q3 mati. 
Prosesnya diulangi lagi dari mengisikan pola angka 4 pada PORTA.

keyword: Persistence of Vision.

Rangkaian penstabil tegangan menggunakan LM317

Seringkali kita membutuhkan suatu sumber tegangan yang stabil untuk mendayai aplikasi kita, contohnya lampu LED. Jika lampu LED tidak diberi tegangan yang stabil maka dapat menyebabkan nyala LED berubah-ubah (terang-redup), dan yang terburuk adalah LED dapat putus jika terjadi kelebihan tegangan.
Berikut ini adalah rangkaian penstabil tegangan (voltage regulator) menggunakan LM317. LM317 adalah IC penstabil tegangan yang dapat diatur tegangan keluarannya (adjustable voltage regulator) dengan kemampuan arus keluaran hingga 1.5 Ampere.

Tegangan keluaran dari IC LM317 dapat diatur dengan mengubah-ubah nilai R2, dalam contoh rangkaian di atas nilai R2 adalah 680 ohm, sehingga tegangan keluaran akan stabil pada 5 Volt. 
Untuk mendapatkan keluaran tegangan yang stabil pada nilai tertentu, LM317 membutuhkan tegangan masukan minimal sebesar 1.25 Volt lebih tinggi. Jadi rangkaian di atas membutuhkan tegangan input paling kecil adalah 6.25 Volt. LM317 dapat diberi tegangan masukan maksimum sebesar 40 Volt, tapi harap diperhatikan disipasi daya yang terjadi. Semakin besar selisih tegangan masukan dengan tegangan keluaran maka disipasi daya semakin besar, untuk itu disarankan menggunakan heatsink yang sesuai jika dalam suatu aplikasi terpaksa menggunakan tegangan masukan yang selisihnya cukup jauh dari tegangan keluaran.

Berikut ini gambar layout PCBnya:
Layout PCB tampak atas beserta ukurannya (33mm x 19mm)
layout PCB tampak bawah
Jika ingin membutuhkan tegangan keluaran yang lainnya dapat mengganti resistor R2 menggunakan rumus yang terdapat pada datasheet LM317. Untuk memudahkan perhitungan nilai resistor R2, saya telah membuat sebuah tabel di spreadsheet:
Selamat merangkai!

Cara menghitung resistor untuk LED

Dalam menyalakan LED kita harus menggunakan resistor untuk membatasi arus yang mengalir pada dioda LED. Jika arus listrik terlalu kecil maka kita tidak akan mendapatkan kecerahan yang maksimal, sebaliknya jika arusnya terlalu besar maka LED akan cepat panas sehingga dapat memperpendek umur LED. Nilai resistor dapat dihitung dengan rumus R = V / I. V adalah tegangan yang jatuh pada resistor, yaitu selisih tegangan sumber dengan tegangan Vf LED. I adalah arus dari resistor yang mana tentu saja sama dengan nilai arus dari LED (prinsip rangkaian seri).

Contoh 1:

LED 5 mm warna Red Clear memiliki Vf (forward Voltage) sebesar 2 Volt dan Forward current hanya 5mA. Jika sumber tegangan kita sebesar 12 Volt (misal dari adaptor 12VDC) maka 
R = V/I
R = (12 - 2) / 0.005
R = 10 / 0.005
R = 2000 ohm -> 2KOhm

Resistor tidak hanya memiliki nilai hambatan tetapi juga memiliki nilai daya yang menentukan kemampuan resistor tersebut menangani daya maksimum yang diberikan padanya. Untuk menghitung daya yang jatuh pada resistor dapat menggunakan rumus P = I x I x R.
P = I x I x R
P = 0.005 x 0.005 x 2000
P = 0.05 Watt -> 1/20 Watt. 

Kita dapat menggunakan resistor dengan nilai 2KOhm daya di atas 1/20 Watt. Di pasaran adanya resistor 1/4 Watt ke atas, dari sini dapat disimpulkan bahwa resistor 1/4 Watt sudah sangat mencukupi untuk kebutuhan ini. Semakin kecil daya yang jatuh pada resistor maka semakin efisien rangkaian LED ini karena daya yang jatuh pada resistor diubah menjadi panas (hal yang tak berguna).

Contoh 2:
Ada kalanya kita ingin menghemat pemakaian resistor. Misal kita ingin memasang 5 LED maka teorinya kita membutuhkan 5 resistor juga. Kalau cuma 5 buah tambahan resistor tidak masalah, tetapi akan sangat boros kalau kita juga menggunakan 120 resistor untuk 120 LED. Untuk mensiasati hal ini kita dapat merangkai 5 LED secara seri kemudian memasangkan 1 Resistor saja. Hitungan arusnya tetap 5mA (teori rangkaian seri: arus dalam 1 loop tertutup sama besarnya)


Dengan rangkaian di atas, tegangan Vf LED dapat dijumlahkan menjadi Vf_total = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 10 Volt. Dengan demikian perhitungan nilai resistor menjadi berikut
R = V/I
R = (12 - 10) / 0.005
R = 2 / 0.005
R = 400 ohm -> di pasaran adanya 390 ohm, jadi kita gunakan resistor 390 ohm.
Perhitungan dayanya:
P = I x I x R
P = 0.005 x 0.005 x 390
P = 0.00975 Watt -> kurang dari 1/100 Watt, pakai resistor 1/4 Watt sudah lebih dari cukup.

Hasilnya, jika kita mau merangkai 120 buah LED maka cukup menggunakan 24 buah resistor saja, penghematan jumlah resistor hampir 80%.